Arsip Kategori: Berita

12
Mar

Dukung Pelestarian Budaya, Bupati Sleman Harap Kirab Budaya Sadranan Agung Wotgaleh Tak Punah


Kirab Budaya Sadranan Agung Wotgaleh kembali diselenggarakan pada tahun 2023. Usai tertunda selama 3 tahun akibat pandemi Covid-19, agenda pelestarian budaya ini kembali diramaikan oleh 6.000 warga di sekitar Kalurahan Sendangtirto. Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo didampingi Kepala Dinas Kabupaten Sleman, Edy Winarya, hadir mengikuti jalannya kirab hingga proses rayahan gunungan.

Pada kesempatan itu, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo, memberikan apresiasi atas pelaksanaan Kirab Budaya Sadranan Agung Wotgaleh. Kegiatan tersebut dinilai Bupati sebagai upaya baik untuk melestarikan budaya. Terlebih lagi di tengah perkembangan dunia digital saat ini, Kirab Budaya menjadi agenda yang disebut Kustini tidak boleh punah.
“Saya sampaikan apresiasi atas pelaksanaan Kirab Budaya Sadranan Agung Wotgaleh ini. Melihat antusias masyarakat  yang begitu besar, dan keterlibatan seluruh elemen masyarakat, saya harap agenda ini tidak punah begitu saja. Semoga justru bisa menjadi inspirasi bagi daerah lainnya,” ujar Kustini.
Bupati mengingatkan agar Kirab Budaya Sadranan dapat dijadikan sebagai momen introspeksi diri. Tak hanya untuk meningkatkan keimanan diri, namun juga menyadarkan kepedulian terhadap sesama, serta mendoakan leluhur yang telah berpulang. “Melalui momen ini, mari kita kirim juga doa kepada para pendahulu kita yang telah berpulang. Kita kenang perjuangan yang sudah dilakukan dan semoga amalan kebaikan yang dilakukan dapat menjadi teladan bagi kita semua,” jelas Bupati.Menutup rangkaian sambutan, Bupati mengajak masyarakat untuk terus menjaga kerukunan di Kabupaten Sleman. Dengan saling menghormati dan memahami perbedaan satu sama lain, maka kedamaian dan ketentraman di wilayah Kabupaten Sleman akan tercipta.
Lurah Sendangtirto, Amir Junawan menyampaikan, pelaksanaan Kirab Budaya Sadranan Agung Wotgaleh tahun 2023 menjadi kebanggan tersendiri, khususnya bagi warga Kalurahan Sendangtirto.  Amir menyebut, kesuksesan pada tahun ini tak terlepas dari dukungan Pemerintah Kabupaten Sleman.”Agenda rutin yang diwariskan nenek moyang ini menjadi kebanggan tersendiri bagi kami. Untuk antusias warga luar biasa, terlebih kemarin sempat tertunda 3 tahun karena Covid-19. Dan bersyukurnya, Pemerintah Kabupaten Sleman juga memberikan dukungan yang baik untuk kegiatan kami,” ujar Amir.
Amir menambahkan, pada tahun ini terdapat 16 gunungan yang telah dipersiapkan oleh warga dari 18 padukuhan di Sendangtirto. Dalam pelaksanaannya, Kirab Budaya Sadranan melibatkan seluruh elemen masyarakat, mulai dari kelompok jathilan, kelompok pengajian, Bumdes, hingga Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kalurahan (LPMK). Amir pun berharap, untuk ke depannya Kirab Budaya Sadranan Agung Wotgaleh dapat menggandeng seluruh Kalurahan di Kapanewon Berbah.
“Semoga di tahun berikutnya, Kirab Budaya Sadranan Agung Wotgaleh dapat menggandeng seluruh Kalurahan di Berbah, sehingga keterlibatan masyarakat dalam acara ini semakin besar dan manfaatnya bisa dirasakan bersama,” pungkas Amir.


12
Mar

Hadiri Atraksi Budaya Lintas Agama, Wabup Ajak Masyarakat Junjung Tinggi Kebersamaan Dalam Melestarikan Budaya


Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa menghadiri kegiatan Atraksi Kebudayaan Lintas Agama dalam rangka Merti Dusun atau bersih pada Minggu (12/3). Perhelatan atraksi budaya kni berlangsung di Dusun Kradenan, Kalurahan Banyuraden, Kapanewon Gamping.

Wakip Bupati Sleman, Danang Maharsa dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan atraksi budaya yang menampilkan berbagai kesenian kebudayaan merupakan salah satu kegiatan dalam melestarikan warisan budaya yang sampai saat ini diakui eksistensinya. 
Menurutnya, warisan budaya harus terus dilestarikan dan diperkenalkan kepada generasi muda agar tetap terjaga keberlangsungannya.  “Warisan kebudayaan harus kita kenalkan kepada anak cucu kita bahwa inilah budaya kita yang harus kita lestarikan,” ujar Danang.  Lebih lanjut, Danang mengatakan bahwa kegiatan atraksi kebudayaan tidak hanya sekedar tontonan masyarakat, bukan juga sekedar kegiatan seremonial, tetapi menurutnya terdapat nilai gotong royong, terdapat semangat kebersamaan yang kuat dalam setiap kegiatan pelestarian kebudayaan. 
“Saya yakin, untuk menyelenggarakan kegiatan seperti ini (atraksi kebudayaan) tidak cukup hanya satu atau dua orang saja, tetapi pasti banyak yang terlibat bekerjasama gotong royong sehingga terlaksana kegiatan untuk melestarikan kebudayaan. Maka dari itu saya mengajak semua masyarakat untuk terus menjaga semangat kebersamaan dalam melestarikan kebudayaan yang kita miliki,” ujar Danang. 
Kegiatan atraksi kebudayaan ini dimeriahkan berbagai kegiatan antara lain, Seni Tari Nawung Sekar, Teatrikal Dolanan Anak, dan terdapat proses tumpeng. Selain itu, pada kesempatan tersebut Danang Maharsa juga melepas secara langsung pelaksanaan kirab bidaya yang ditandai dengan pemukulan gong sebagai tanda dimulainya kirab budaya.


11
Mar

Pantau Erupsi Merapi, Danang : Masyarakat Masih Bisa Beraktivitas Biasa Pada Jarak Aman


Menindaklanjuti terjadinya erupsi gunung Merapi pada hari Sabtu (11/3) kemarin, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman bersama sejumlah pihak terkait melakukan koordinasi sekaligus memantau kesiapan penanganan bencana di beberapa tempat pada hari Minggu (12/3).

Hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, Kapolresta Sleman, Kombes Pol Aris Supriyono, Dandim/0732 Sleman, Letkol Arm Danny A.P Girsang S.Sos.,M.Han, Kepala BPTTKG, Agus Budi Santoso, Kepala BPBD Sleman, Makwan, dan Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Ishadi Zayid. 
Kegiatan pemantauan dilakukan di beberapa tempat, diantaranya di pos pengamatan Gunung Api Merapi Kaliurang, pos pantau merapi Turgo, Desa Wisata Turgo dan juga bertemu dengan stakeholder pariwisata di Umbulharjo, Cangkringan.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, meminta masyarakat agak tidak perlu terlalu panik, namun dihimbau tetap waspada dan tetap berada di jarak aman. Disamping itu, ia juga menyebutkan jalur evakuasi dan barak pengungsian saat ini dalam kondisi siap digunakan jika sewaktu-waktu dibutuhkan. 
Terkait aktivitas pariwisata dan perekonomian di sekitar gunung Merapi, Danang mengatakan bahwa masyarakat masih bisa melakukan kegiatan tersebut dengan tetap memperhatikan jarak aman. Untuk itu, bagi masyarakat yang beraktivitas di sekitar gunung Merapi diharapkan bisa turut aktif melaporkan perkembangan aktivitas gunung Merapi kepada pihak yang berwenang. 
“Saya harap pelaku wisata, masyarakat, pelaku ekonomi, terus meningkatkan kewaspadaan dan komunikasinya dengan fasilitas apapun, baik dengan HT, HP, dan lainnya.
Kepala BPBD Sleman, Makwan, menjelaskan pihaknya telah membuat rencana kontinjensi dampak erupsi ini dengan jarak sejauh 9 kilometer dari kawah Merapi. Dengan begitu, maka ada tujuh Kalurahan yang masuk dalam radius tersebut, diantaranya Glagaharjo, Kepuharjo, Umbulharjo, Purwobinangun, Hargobinangun, Girikerto, dan Wonokerto.
“Kalau BPTTKG sudah menyampaikan bahayanya 9 kilometer, maka kami sudah punya skenario tujuh desa teratas ini akan dilakukan evakuasi. Tapi selama itu belum, maka belum kami lakukan evakuasi,” ujarnya.
Disampaikan juga BPBD Sleman telah menyiapkan sebanyak 32 titik pengungsian. Setiap padukuhan yang ada di tujuh kalurahan teratas juga telah dibekali SOP terkait skenario evakuasi jika terjadi hal yang membahayakan warga.
Kepala BPTTKG, Agus Budi Santoso, menyampaikan bahwa Merapi mengalami erupsi secara signifikan sejak Sabtu hingga Minggu siang, yakni sebanyak 52 kali. Meski begitu, menurutnya erupsi Merapi sudah terjadi secara terus menerus sejak 4 Januari 2021.
“Jika dikatakan Merapi erupsi hari Sabtu kemarin, iya benar. Tapi sebenarnya Merapi erupsi sudah dua tahun lebih, yakni sejak 4 Januari 2021, dan status siaganya pada 5 November 2020,” jelasnya.
Ia juga berharap para stakeholder dapat menyikapi erupsi ini secara proporsional agar tidak terjadi panik yang berlebihan di masyarakat. Menurutnya masyarakat juga masih bisa beraktivitas seperti biasa di luar zona bahaya erupsi Merapi.
“Sebab Merapi ini juga mempunyai sisi manfaatnya bagi masyarakat, baik itu pariwisata, perekonomian, pertanian, dan lainnya,” tambahnya.


Isi situs bersifat informatif bukan merupakan legal opinion dari Pemerintah Kabupaten Sleman. Apabila terdapat data elektronik based yang berbeda dengan data resmi paper,
maka yang menjadi acuan adalah data resmi paper based.